// Tiga Bulan, di Lamteng dan Lamtim 730 Terserang DBD, 8 Meninggal Dunia //
BANDARLAMPUNG- Selain verus carona yang kini sudah menghantui warga Lampung ternyata demam berdarah dengue (DBD) juga mengancam Lampung. Setidaknya di Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur dalam tiga bulan terakhir sudah tercatat 732 warga positif DBD. Bahkan delapan orang diantaranya meninggal dunia akibat penyakit bersumber dari nyamuk tersebut.
Kini Kabupaten Lamteng masuk kategori kejadian luar biasa DBD. Sejak Januari hingga awal Maret 2020 kasus DBD mewabah hingga ada 402 kasus dengan enam orang meninggal dunia. Kasi P2PM Dinas Kesehatan (Diskes) Lamteng Bambang Setiawan mewakili Kadiskes dr. Otniel Sriwidiatmoko menyatakan kasus DBD tahun ini meningkat dibanding 2019.
“Ada peningkatan kasus DBD tahun ini. Dibanding 2019 dengan 336 kasus, tahun ini sudah 402 kasus. Tahun ini 6 orang meninggal dibanding 2 kasus tahun lalu,” katanya.
Terkait upaya pencegahan, Bambang menyatakan pihaknya sudah melakukan sosialisasi ke masyarakat. “Sosialisasi sudah dilakukan. Baik itu lewat musrenbang dan terjun langsung membagikan abate. Untuk fogging sendiri sebagai langkah terakhir sudah 46 titik dilakukan,” ungkapnya.
Sedangkan Bupati Lamteng Loekman Djoyosoemarto menyatakan masyarakat harus bisa menjaga kebersihan lingkungannya. “Masyarakat harus jaga kebersihan lingkungannya. Lakukan 3M Plus untuk mencegah DBD. Memberantas DBD harus dilakukan sama-sama. Bukan hanya tugas Dinas Kesehatan dan pemerintah daerah,” katanya.
Masalah fogging, kata Loekman, merupakan langkah terakhir. “Fogging ini langkah terakhir. Sebab, fogging hanya membunuh nyamuk dewasa. Kalau semua di-fogging, residu yang disemprotkan mengandung racun akan menempel. Jadi berbahaya juga untuk kesehatan. Jadi masyarakat jangan sedikit-sedikit minta fogging. Lakukan pencegahan dengan melakukan 3M Plus efektif membunuh jentik nyamuk,” ungkapnya.
Sementara itu, serangan penyakit DBD di Kabupaten Lampung Timur (Lamtim) cukup tinggi. Pasalnya dalam kurun waktu Januari-Februari 2020, tercatat 330 warga yang terserang penyakit DBD, dua diantaranya meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lamtim, Nanang Salman menjelaskan, sejak awal, pihanya sudah memprediksi serangan DBD akan tinggi pada 2020. Sebab, lanjut dia, kondisi cuaca yang masih ektrim dengan intensitas curah hujan yang masih tinggi yang sangat mendukung berkembangbiaknya nyamuk DBD, aedes aegypty. Ke 330 warga Lamtim yang terserang DBD pada Januari sebanyak 129 orang dan Februari 201 orang.
Warga terjangkit DBD tersebar di berbagai kecamatan diantaranya, Braja Selebah, Pekalongan, Way Jepara, Purbolinggo, Batanghari, Labuhan Maringgai, Raman Utara, Jabung, Bandar Sribhawono, Batanghari Nuban, Sekampung Udik, Pasir sakti, Mataram Baru, Melinting, Marga Tiga, Sukadana, Sekampung, dan Way Bungur.
Kemudian, dari 330 warga Lamtim yang sudah terserang penyakit DBD tersebut, dua diantaranya meninggal dunia. Kedua warga yang meninggal dunia karena diserang penyakit DBD, diantaranya Sukeni (49), warga Desa Taman Endah, Kecamatan Purbolinggo dan Selvi (11), warga Desa Bandar Agung, Kecamatan Sribhawono.
Sukeni meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Muhammadiyah Metro, pada Kamis, 23 Februari 2020, sedangkan Selvi meninggal dunia dalam perjalanan saat akan dirujuk dari klinik kesehatan ke RS AKA Bandar Sribhawono, pada Jumat, 28 Februari 2020.
Selanjutnya dijelaskan oleh Nanang, terkait dengan tingginya serangan penyakit DBD di Kabupaten Lamtim tersebut, pihaknya yang memang sudah memprediksi sejak awal, telah melakukan berbagai upaya penanggulangan.
Upaya yang dilakukan yakni menggalakkan sosialiasi dan memberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan pola 3M plus. Kemudian penyelidikan epidemologi (PE), abatesasi, dan fogging focus (penyemprotan), dan lain-lain. (dbs)